Selasa, 21 April 2015

Evaluasi Diri Untuk Menjadi Lebih Baik



EVALUASI DIRI
Bagaimana mengenal diri sendiri dan merubahnya menjadi lebih baik.

Orang bijak mengatakan, “ Berkacalah pada orang besar dan belajarlah dari orang-orang gagal.” Siapa AKU? Aku adalah cerminan dari jiwa dan  pikiranku sendiri. Ucapan dan prilaku adalah realisasinya. Siapa KAMU? Hanya kamulah yang tahu jawabannya.

Di zaman maju seperti ini, di saat setiap orang teradiksi oleh modernisasi, di saat globalisasi memberi kemudahan untuk setiap orang. Banyak kemudahan-kemudahan itu menjadi keuntungan bagi manusia. Tapi, seiring perkembangan zaman, perlahan tapi pasti, ada beberapa hal yang hilang. Entah secara kita sadari ataupun tidak. Terutama bagi masyarakat Indonesia yang menganut budaya timur. Hal-hal yang hilang itu diantaranya, kepribadian, keluhuran budi dan tata krama.
Kepribadian, keluhuran budi dan tata krama adalah sedikit dari nilai-nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia yang sudah mengakar dan menjadi budaya. Namun, cobalah lihat disekitar kita sekarang! Anak-anak kecil, remaja, dewasa, bahkan mereka yang usianya telah renta, tidak takut untuk melanggar norma-norma dan tata krama. Keadaan yang paling parah adalah keadaan para tunas bangsa. Muda-mudi remaja yang berada pada masa transisi. Bukan transisi untuk lebih dewasa dan lebih baik. Tapi, transisi kepada masa kemunduran intelektualitas, tata krama dan sopan-santun. Saya tidak bicara tentang minoritas muda-mudi yang menjadi kebanggaan negeri, tapi Saya berbicara tentang mayoritas. Pikirkan! MA-YO-RI-TAS.
Kenapa? Karena muda-mudi zaman sekarang lebih banyak dan lebih mudah melakukan penyimpangan dari pada berfikir tentang kematangan sikap, ucapan dan perilaku. Saya tidak mengatakan Saya sudah mencapai level kematangan itu, karena jujur, Saya sendiripun masih jauh dari kata matang itu sendiri.
Karena latar belakang itulah, Saya ingin membagi pemikiran Saya tentang evaluasi diri. Evaluasi diri untuk menjadi lebih baik, semakin baik dan bukan tidak mungkin menjadi yang terbaik.
Adapun tujuan tulisan ini saya buat adalah sebagai berikut:
·    Menyadarkan setiap pembaca tentang poin-poin yang harus digaris bawahi sebagai awal evaluasi diri.
·      Mengembankan potensi diri agar lebih berprestasi.
·      Memotivasi diri agar lebih aktif dalam kegiatan positif demi pengembangan kepribadian.
·     Meminimalisasi kekurangan dan kelemahan diri atau bahkan merubahnya menjadi kelebihan yang berguna.
·      Memberikan informasi pada pembaca khususnya dan masyarakat pada umumnya.


PEMAHAMAN EVALUASI DIRI

A.           Pemahaman Tentang Evaluasi Diri
Evaluasi diri adalah sikap kita terhadap diri mengenai apa yang sebaiknya diperbuat setelah kita melakukan sesuatu. Beberapa sikap untuk mengevaluasi diri agar lebih baik dapat kita pelajari dan kita amalkan, antara lain: sikap integritas, antusiasme, melayani orang lain, dan melihat sesuatu dengan kebaruan. Sikap-sikap tersebut tidak terlepas dari sikap evaluasi diri yang menjadikan sikap kita semakin bijak dalam menjalani hidup.
B.            Sikap Integritas
Integritas adalah langkah awal meraih kebesaran sejati. Integritas terapanlah yang membuat manusia benar-benar besar. Ada tiga golongan orang-orang yang berbicara tentang integritas. Orang yang menyatakan sebagai orang yang berintegritas dan orang yang dengan mudah menjadi itu sendiri.
Orang yang berintegritas selalu berusaha dalam mengevaluasi diri agar menjadi orang yang baik. Dalam diri seseorang, hidup sebuah prinsip yang berpusat pada hidup, yaitu sebuah integritas. Integritas sudah tertanam dalam dirinya, Ia sedang hidup dengan integritas tersebut? menjadi orang yang berintegritas, orang melihat hidup dengan cara yang berbeda, melalui sebuah cermin sosial yang menunjukkan sebuah kebenaran dalam hidup.
C.           Melihat Sesuatu Dengan Kebaruan
Kita tidak boleh berhenti untuk terus eksplorasi terhadap diri kita sendiri. Dan akhir dari semua eksplorasi kita akan sampai pada dimana kita memulai dan mengetahui tempat itu pertama kali.
D.           Perlunya Introspeksi Diri ....!?
Mengapa harus introspeksi diri ?. Sebuah kapal yang akan berlayar pasti membutuhkan petunjuk arah. Namun tak kalah pentingnya adalah selalu mengetahui posisi yang benar ketika di lautan lepas. Karena sedikit kekeliruan membuat kapal tersesat dan kehilangan arah.
Demikian halnya kehidupan kita. Secara berkala kita perlu evaluasi. Ada banyak peristiwa dimana kita harus belajar dan membiasakan introspeksi diri. Bercermin untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan pribadi, agar dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi.
Introspeksi diri sangat diperlukan karena :
·         Proses tidak selalu berjalan konstan
·         Pengalaman yang serupa tidak selalu memberi hasil yang sama
·         Selalu ada keterbatasan dan perbedaan sudut pandang
·         Tiap masalah memiliki titik kritis tersendiri.
Bagaimana membangun sikap introspeksi diri
1.      Memahami kelemahan pribadi
Introspeksi diri diawali dengan sikap rendah hati. Menyadari bahwa kita tidak luput dari kekeliruan atau kesalahan. Orang yang sombong tidak mau melakukan evaluasi diri karena selalu merasa benar. Akibatnya tidak ada pertumbuhan pribadi, karena hanya bersikap menyalahkan orang lain, situasi atau bahkan Tuhan.
Memahami titik kritis berarti memiliki sikap waspada dan antisipasi. Kemampuan untuk menjaga diri dan mewaspadai situasi sebelum terjadi hal-hal yang fatal.
2.       Agenda introspeksi
Kapan dan apa saja dalam diri kita yang perlu untuk dievaluasi? Pertama, sebelum melakukan sesuatu. Ada pepatah mengatakan bahwa orang yang mau membangun menara pasti akan memperhitungkan anggaran biayanya. Introspeksi dalam hal langkah awal yang harus dilakukan, bagaimana rencana dan kesanggupan atau sumber-sumber yang kita miliki.
Kedua, ketika sedang melakukan sesuatu. Introspeksi diperlukan untuk mencegah agar tidak terlanjur lebih jauh lagi jika ternyata ada kekeliruan. Hal-hal yang perlu di evaluasi adalah metode dan cara, asumsi dan pandangan, pengetahuan dan keahlian yang digunakan. Proses antisipasi titik kritis dan langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
Ketiga, setelah melakukan sesuatu. Pengalaman selalu merupakan guru yang terbaik. Introspeksi diri berguna untuk tindakan perbaikan atau recovery jika terjadi kekeliruan. Atau menjadi pembelajaran agar kelak kita tidak mengulang kesalahan yang sama.
3.         Proses menuju pribadi yang lebih baik
Introspeksi diri bukan berarti bersikap menghakimi atau menyalahkan diri sendiri. Tetapi bentuk kebesaran hati untuk memperbaiki dan mengembangkan diri sendiri. Orang yang sulit melakukan introspeksi diri cenderung bersikap kekanak-kanakan. Karena kedewasaan dan kematangan pribadi lahir dari keterbukaan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri sendiri.

MENGENALI DIRI SENDIRI

Siapa Aku? Itulah seharusnya kita tanyakan pada diri kita masing-masing. Kita beranggapan bahwa kita merasa lebih baik dari orang lain, kita merasa kalau kita adalah orang yang smart, confident, dan lain-lain. Tapi, secara tidak langsung kita mendengar orang-orang membicarakan siapa kita. Mereka beranggapan kalau kita itu over pede, sok kecakepan, individualis, dan blab la bla. Kita merasa sangat kecewa “Apa aku begitu jeleknya di mata mereka? Kalau aku seburuk itu, kenapa mereka selalu tersnyum padaku,” Hmm! Aku benar-benar ingin tahu. Siapa Aku?
“Aku bercermin di kamar persegiku, berhadapan pada cermin yang juga persegi. Siapa Aku? Aku bertanya-tanya lagi pada diriku sendiri. Lalu aku teringat. Manusia itu tidak ada yang sempurna, tak ada gading yang retak, Right?”. Secara pribadi, mungkin kita lebih melihat kebaikan atau kelebihan diri kita, tapi orang lain justru lebih banyak melihat kekurangan diri kita. Itu artinya untuk mengenali diri kita, kita tidak boleh bercermin pada diri kita saja tapi kita harus juga bercermin pada orang lain.
Mengenali diri sendiri adalah hal yang susah-susah gampang. Pasalnya, kita lebih sering berfikir kalau kita lebih baik dari pada orang lain. Dan orang lain tentunya terlihat lebih buruk dari kita. Agar berhasil, kita harus melepaskan egoisme kita dan berusaha untuk melapangkan dada serta positif thingking pada setiap kritik dan saran dari orang-orang di sekitar kita.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
1. Kelebihan diri adalah potensi yang membuahkan hasil yang nyata atau dapat dirasakan orang lain.
2. Kekurangan/kelemahan diri adalah nilai yang cenderung dilihat oleh orang lain, untuk itu jagalah ucapan kita ataupun perilaku kita.
3. Jadilah seperti padi semakin berisi semakin merunduk! Setiap kelebihan kita berpotensi terlihat seperti keburukan bagi orang lain apabila tidak diiringi dengan kerendahan hati. Trust me!
4. Kelapangan dada atau pikiran yang tidak picik sangat diperlukan dalam mengenali diri sendiri.

Jadi, setelah memperhatikan hal-hal di atas, marilah kita mulai mengenali diri kita masing-masing. Siapa Aku? Tanyalah pada diri kalian, tingkatkan yang baik dan evaluasilah yang buruk hingga menjadi kebaikan pula. Ingat baik-baik! Orang bijak mengatakan, “ Berkacalah pada orang-orang besar dan belajarlah dari orang-orang gagal.” Siapa AKU? Aku adalah cerminan jiwa dan pikiranku sendiri. Ucapan dan prilaku adalah realisasinya. Siapa KAMU? Hanya kamulah yang tahu jawabannya.

EVALUASI ADALAH PERUBAHAN

Setelah kita dapat mengenali diri kita, terutama kekurangan diri kita, masalah berikutnya untuk memperbaiki diri adalah membuat perubahan. Kenapa? Karena sudah jelas, bagaimana kita bisa menjadi lebih baik atau lebih buruk kalau tidak ada perubahan. Perubahan adalah kunci utama dalam evaluasi diri. Jadi intinya, EVALUASI ADALAH PERUBAHAN. PERUBAHAN ADALAH EVALUASI. DO IT!!!!!
Masalahnya, setelah kita mengetahui kekurangan diri kita. Siapkah kita untuk membuat evaluasi dan memulai perubahan? Jawabannya kalian sendiri yang tentukan. Tapi, kalau ingin menjadi lebih baik, suka ataupun tidak, siap ataupun tidak, kita harus memulai perubahan. Kenapa? Lihat paragraf sebelumnya. Saya menulisnya sangat besar untuk kalian. Hehe ^^v.
Berikut adalah tips-tips untuk memulai suatu perubahan :
     1.    Catat kelebihan diri untuk memotivasi dan meningkatkan kepercayaan diri.
2.    Catat kekurangan diri sebagai bahan evaluasi.
3.    Buat langkah-langkah untuk merubah kekurangan dan menjadi potensi.
4.   Lakukan perubahan setidaknya 21 hari. Ingat bak pepatah, tak bisa karena biasa, karena terbiasa lama-lama menjadi bisa.
Perubahan itu memang baru, perubahan itu memang kaku. Tapi, hanya dengan perubahanlah, evaluasi baru bisa disebut evaluasi. Karena perubahan adalah hasil evaluasi. Lingkungan sekitar akan mengapresiasi perubahan kita apabila kita berhasil mengevaluasi diri. Perlahan tapi pasti, lingkungan akan menerima perubahan kita. Slow down, baby !! slowly but sure. Evaluasi adalah perubahan dan jangan pernah takut untuk sebuah perubahan. Ingat! Dimana ada kemauan, di situ pasti ada jalan.

PERUBAHAN ADALAH AWAL YANG BARU

Saat musim panas, udara terasa panas, saat musim hujan, udara cenderung dingin dan ketika musim pancaroba itu adalah pertanda, bahwa musim peralihan telah tiba. Cuacanya sangat tidak menentu dan mudah menyebabkan datangnya penyakit. Sama halnya seperti musim paancaroba, perubahan juga adalah masa transisi. Masa dimana awal yang baru sudah dimulai.
Untuk kebanyakan orang, perubahan adalah hal yang begitu sulit, terutama saat awal yang baru telah dimulai, perubahan baikpun akan mengundang antipati dari lingkungan sekitar. Itulah kenapa banyak orang yang sudah berubah tapi pada akhirnya berhenti di tengah jalan dan kembali ke tabiat semula. Sayang sekali kan?
Tapi, pikirkanlah proses yang telah kita lalui selama masa transisi atau bahkan masa-masa sebelumnya. Pikirikanlah apa kita ingin selamanya di cap tidak baik atau kita ingin menjadi lebih baik? Pikirkan juga hal apa yang akan kita dapatkan jika kita bertahan dimasa transisi itu. Evaluasi, apresiasi dan kepercayaan lingkungan sekitar terhadap kepribadian baru kita, yang tentunya lebih baik dari sebelumnya. Ayo kita hirup aroma perubahan itu dan berpegang teguh pada apa yang sudah kita mulai. Awal yang baru, motivasi baru, dan rewardnya adalah pujian dan kesuksesan pada akhirnya nanti.

KESIMPULAN

Jadi, dalam sebuah evaluasi ada beberapa hal yang harus kita perhatikan.
1.    Mengenali diri sendiri
2.    Evaluasi adalah perubahan
3.    Perubahan adalah awal yang baru

Ada ayat Al-Quran  yang kandungannya berbunyi seperti ini, “Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, sampai mereka mengubahnya sendiri.” (Q.S Al-Ra'd - 11)

Selamat berusaha menjadi lebih baik dan sekali lagi Saya katakan, evaluasi  adalah kuncinya. Good Luck!  


8 komentar: