Senin, 28 Mei 2012

Jika Aku Menjadi Seorang Pemimpin



SALAM PENGANTAR




Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha kuasa, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayatNya ke seluruh alam dan tak lupa, shalawat dan salam kita panjatkan untuk junjungan nabi besar kita, Rasullullah kita, Nabi Muhammad SAW.
Terima kasih kepada seluruh keluarga, sahabat-sahabat dan semua pihak yang selama ini ada untuk mendukung dan senantiasa menemani saya dalam suka dan duka. Tanpa kalian, mungkin tidak akan ada Riyan yang sekarang, Riyan yang siap menjalani setiap halau rintang yang menghadang, Riyan yang selalu optimis dan percaya bahwa selalu ada jalan kalau kita percaya dan terus berusaha.
Terima kasih karena telah menjadi bagian dari lembaran hidup saya dan semoga kalian semua senantiasa dirahmati Allah Yang Maha Kuasa. Dan yang paling utama, semoga kalian selalu dilimpahi kebahagiaan yang tiada tara.


Yang selalu mendo’akan kalian,



RIYAN SAIFUL RIZAL



NAMA SAYA RIYAN SAIFUL RIZAL


Enam belas tahun yang lalu, tepatnya 22 Maret 1995, Saya dilahirkan ke dunia ini. Saya adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Ayah saya adalah seorang karyawan swasta, sedangkan ibu saya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Selain anak sulung, saya juga satu-satunya anak lelaki di dalam keluarga saya. Saya mempunyai dua orang adik perempuan, Annisa Putri, si centil yang baru duduk di bangku kelas empat sekolah dasar dan si bungsu Aulia yang masih berusia tiga tahun.
Mungkin bagi orang lain, Saya dilahirkan di keluarga biasa saja, tapi bagi Saya, Saya lahir di keluarga luar biasa, ramai dalam arti yang positif dan saling mendukung satu sama lain. Ayah saya tak banyak bicara, tapi begitu saya perlu sesuatu dia akan berusaha mengupayakannya. Ibu saya juga hanya seorang ibu rumah tangga biasa, tapi dia luar biasa memahami putranya ini. Kadang saya malah berfikir kalau ibu saya adalah seorang pembaca pikiran. Saat saya kesal, gelisah, bosan, ataupun saat saya merasa tidak enak badan, ibu saya selalu tahu, bahkan sebelum saya mengatakan sepatah katapun. Adik-adik saya juga, walau terkadang membuat saya kesal, mereka adalah bagian dari keramaian yang senantiasa melengkapi hidup saya. Tanpa mereka, mungkin hidup ini akan terasa sepi dan pastinya sangat-sangat membosankan.
Nama saya Riyan Saiful Rizal. Kalian boleh memanggil saya, Riyan atau Ipul. Saya adalah seseorang yang selalu optimis dalam menjalankan sesuatu. Terkadang saya ragu, tapi saya harus tetap berjalan. Lagi pula, saat keraguan itu datang, saya selalu punya banyak hal yang bisa dijadikan motivasi untuk terus maju. Keluarga saya, sahabat-sahabat saya dan semua pihak yang selalu bisa saya andalkan untuk mengembalikan semangat yang telah hilang. Nama saya Riyan Saiful Rizal dan saya berharap saya bisa menjadi seorang pemimpin.


ARTI SEORANG PEMIMPIN


Dalam islam, pemimpin berarti imam atau khalifah yang diberikan amanah dan tanggung jawab yang besar dalam mengarahkan, mengkomandani umat, jamaah ataupun koloninya agar bisa mencapai tujuan dari sebuah persatuan. Itu memang benar, tapi menurut pandangan saya, pemimpin adalah penentu keberhasilan. Tidak akan ada suatu keberhasilan atau pencapaian tujuan apapun, apabila tidak dikepalai seorang pemimpin yang baik dan hebat. Tidak akan ada kemakmuran suatu negara, tanpa pemimpin yang alim dan bijaksana. Dan tidak akan ada jamaah dalam suatu masjid apabila tidak ada yang mau menjadi imam atau pemimpin dalam sholat, dan itu berarti sholat berjama’ah tidak akan pernah terlaksana.
Mulai dari organisasi yang paling kecil dalam masyarakat, yaitu keluarga sampai organisasi yang paling besar di dunia ini, yaitu PBB ( Persatuan Bangsa-Bangsa ) semua memiliki seorang pemimpin. Apabila dalam sebuah keluarga, tidak ada kepala keluarga "yang baik Ayah atau Ibu untuk orang tua tunggal" maka sebuah keluarga tidak akan bahagia karena kehilangan penentu keberhasilan dalam sebuah rumah tangga.
Secara umum, Ayah atau ibu yang berperan menjadi kepala dalam sebuah keluarga, adalah pilar terbesar yang membuat sebuah keluarga kokoh. Kepala keluarga biasanya menjadi pencari nafkah utama untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, namun begitu kepala keluarga berhenti dan tidak ada pencari nafkah yang lain, maka kebutuhan yang harus dipenuhi akan terbengkalai dan roda kehidupan dalam keluarga itu akan berhenti dengan sendirinya atau dengan kata lain, harmonisasi kebahagiaan dalam sebuah keluarga akan kacau balau karena kehilangan pegangan. Tapi materi yang dihasilkan oleh kepala keluarga tidak lantas menentukan keberhasilan suatu rumah tangga, karena "maaf sebelumnya" banyak keluarga yang berhasil dalam finansial namun tetap tidak bahagia, itu berarti keluarga itu telah gagal karena lagi-lagi saya katakan, tidak memiliki pemimpin yang baik sebagai penentu keberhasilan.
Walaupun, secara keseluruhan pemimpin bukanlah kunci utama tapi secara garis besar, pemimpin adalah penentu dalam menemukan kunci keberhasilan yang akan membawa anggota-anggotanya dalam mencapai tujuan bersama. Pemimpin yang baik, tahu bagaimana menentukan, mengarahkan dan mengambil keputusan yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi seluruh anggota-anggotanya. Pemimpin yang baik, tahu kapan harus mendukung dan memastikan setiap anggotanya mendapatkan pengayoman dan kebutuhan mereka terpenuhi. Seorang pemimpin adalah penentu keberhasilan, paling tidak itulah yang Saya pikirkan.


JIKA SAYA MENJADI SEORANG PEMIMPIN


Pemimpin adalah posisi tertinggi dalam suatu organisasi. Siapa yang tidak ingin menjadi pemimpin? Saya rasa, hampir semua orang ingin__kalau seandainya bisa__ jadi seorang pemimpin. Begitu pula dengan Saya. Saya, sama seperti kebanyakan orang, ingin jadi seorang pemimpin.
Jika saya menjadi seorang pemimpin. Saya akan mulai dengan menjadi  pemimpin bagi diri saya sendiri terlebih dahulu. Mengatur, mengarahkan diri saya dalam sebuah disiplin dan rencana kerja yang tentunya harus saya terapkan dalam kehidupan saya sehari-hari agar saya menjadi seseorang yang berhasil, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun dalam lingkungan masyarakat.
Begitu saya yakin telah menjadi pemimpin bagi diri saya sendiri, barulah saya yakin saya bisa menjadi pemimpin bagi orang lain. Dan apabila saat itu tiba, saya akan berusaha menjadi pemimpin yang bukan hanya dihormati tapi juga disegani oleh semua anggota organisasi. Saya ingin menjadi pemimpin yang tahu kapan harus mendengarkan dan tahu kapan saya harus berbicara dan didengar oleh forum yang saya pimpin. 
Saya harap saya memiliki hati yang besar untuk menerima segala kritikan dari forum, selama itu bisa membuat saya dan organisasi menjadi lebih baik. Saya juga berharap, saya memiliki kerendahan hati untuk mengakui kesalahan yang mungkin nanti akan saya perbuat dan menjadikan kesalahan tersebut sebagai bahan evaluasi diri agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Saya ingin meyakinkan para anggota organisasi yang saya pimpin bahwa saya akan selalu siap menjadi kemudi dalam setiap tugas dan tanggung jawab yang harus saya lakukan bersama para anggota. Saya juga akan memastikan bahwa setiap anggota berperan aktif dalam setiap kesempatan yang ada. Membiasakan jiwa demokrasi menjadi kebiasaan positif yang harus selalu diterapkan. Memastikan bahwa setiap hak dan kewajiban semua anggota berjalan seimbang. Mungkin terdengar teoritis, tapi saya menjadikan teori saya itu menjadi sugesti positif di kepala saya, agar saya selalu ingat apa yang harus saya lakukan, apabila saya menjadi seorang pemimpin nantinya.
Kalau boleh jujur saya ingin menjadi seorang presiden. Mungkin terdengar gila, tapi saya harus berfikir gila jika ingin menjadi orang besar. Contohlah Thomas Alfa Edison, dia benar-benar gila, karena hanya demi sebuah bola lampu pijar dia melakukan percobaan sampai ribuan kali. Bisa dibayangkan, apabila Thomas Alfa Edison berhenti dalam percobaan yang ke-1000? Maka kemungkinan besar sampai  saat ini, kita masih hidup dalam kegelapan, sepi karena tak ada cahaya lampu. Mungkin, karena pengembangan lampu sampai sangat modern seperti sekarang, berawal dari bola lampu pijar yang ditemukan oleh orang besar itu. Memikirkan atau berusaha melebihi kemampuan sendiri adalah sebuah kegilaan, tapi kalau kegilaan itu bisa membawa kesuksesan, saya bisa terima jika dikatakan saya gila dalam arti yang baik tentunya.
Bila saya benar-benar menjadi seorang presiden, saya akan meminta para pembantu saya__Wapres dan para Menteri__ untuk berkorban demi rakyat. Gaji mereka yang berjumlah puluhan juta itu akan saya pangkas paling tidak sepuluh persen dan memakai dana itu untuk alokasi lain, untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat tentunya. Membayangkannya saja saya sudah sangat senang. Bayangkan saja, jika gaji seorang anggota DPR itu 20 juta, maka 10% di kali 20 juta, itu berarti 2 juta. Lalu kita kalikan dengan 550 anggota DPR, itu berarti 1,1 milyar perbulan, itu berarti 13,2 milyar pertahun. Dana itu akan lebih berguna bila dialokasikan untuk pendidikan bangsa daripada hanya untuk konsumsi semata. Dan tentunya saya juga akan memangkas gaji saya juga. Saya rasa, para pejabat tidak akan jatuh miskin hanya karena gaji mereka dipotong sepersepuluhnya, apalagi setiap pejabat pasti punya usaha atau investasi lain yang tentunya menghasilkan.
Jika saya menjadi seorang pemimpin, saya ingin menjadi seorang penentu keberhasilan dalam organisasi yang saya pimpin. Jika saya menjadi seorang pemimpin, saya ingin melakukan yang terbaik dari yang terbaik yang bisa saya berikan dan lakukan, untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari yang terbaik yang juga bisa saya hasilkan, seperti motto saya selama ini, “I DO MY BEST, YOU DO YOUR BEST, WE DO OUR BEST, FOR THE BEST OF THE BEST.”

0 komentar: