Kisah sukses Budi Hartono
ini hal yang wajib kita ketahui. Apalagi bagi kita yang ingin sekali kaya dalam
berwirausaha. Menjadi orang terkaya
nomor satu di Indonesia selama beberapa tahun berturut-turut itulah R. Budi
Hartono. Dalam kisah suksesnya Ia menjalankan nya tidak sendirian beliau
beserta kakaknya Michael Bambang Hartono atau yang memiliki nama asli Oei
Hwie Siang memang mendapatkan warisan dalam
menekuni Perusahaan Djarum dari ayahnya, namun mereka menerima perusahaan
tersebut dengan kondisi yang limbung setelah pabrik Djarum menderita kebakaran.
Bagaimana kisah
hidupnya, kok segitunya dia bisa mendapatkan harta. Mari pelajari di sini.
Mewarisi
sebuah perusahaan merupakan hal yang wajar namun mengembangkannya menjadi
sebuah kerajaan bisnis merupakan pencapaian luar biasa yang hanya bisa
dilakukan oleh segelintir orang, dan salah satunya adalah Robert Budi Hartono
yang merupakan pemilik kerajaan bisns Group Djarum, yang menurut data Forbes
pada Maret 2011 merupakan orang kaya
nomor 1 Indonesia selama beberapa tahun dan masuk dalam urutan 131 terkaya
di dunia, dengan total kekayaan ditaksir mencapai 8,5
Milyar Dollar atau 82.50 Trilyun Rupiah.
R. Budi Hartono yang merupakan pemilik Grup Djarum, dilahirkan dengan nama
lengkap Robert Budi Hartono pada
tanggal 28 April 1941 di Kota Semarang, Ayahnya bernama Oei Wie Gwan pemilik
usaha kecil Djarum Gramophon namanya diubah menjadi Djarum yang kelak menjadi
sebuah perusahaan rokok terbesar di dunia. Robert Budi Hartono memiliki nama
Tionghoa yaitu Oei Hwie Tjhong.
R. Budi Hartono menikahi seorang wanita bernama Widowati Hartono atau lebih
akrab dengan nama Giok Hartono. Bersamanya, Pemilik PT Djarum ini memiliki tiga
orang putra yang kesemuanya telah menyelesaikan pendidikan. Mereka adalah
Victor Hartono, Martin Hartono, dan Armand Hartono. Yang menarik adalah ketiga
putra nya tersebut kini juga telah sukses menjadi pengusaha layaknya ayah
mereka. Bahkan bungsu mereka, Martin Hartono kini merupakan salah sosok
berperngaruh di situs forum populer Kaskus.
Sebagai salah satu orang terkaya Indonesia, tentunya Anda
bertanya-tanya darimana kekayaan yang dimiliki Robert Budi Hartono.
Mari kita mulai dari titik awal Bos Djarum ini merintis karir.
Berawal Dari Djarum
PT. Djarum adalah sebuah perusahaan rokok
di Indonesia yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah. Djarum merupakan salah satu
dari tiga perusahaan rokok terbesar di Indonesia (dua lainnya adalah Gudang
Garam dan HM Sampoerna).
Djarum sendiri
adalah perusahaan yang berdiri pada saat Indonesia telah merdeka pada tahun
1951 (tepatnya 21 April 1951). Pendiri Djarum adalah Oei Wie Gwan. Lambang
jarum yang digunakan oleh perusahaan ini adalah jarum grama phone. Pada tahun
1983 Djarum menjadi perseroaan terbatas, PT Djarum.
Berawal dari
Mr. Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum
Gramophon pada tahun 1951 mengubah namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan
kretek dengan merek “Djarum” yang ternyata sukses di pasaran. Setelah kebakaran
hampir memusnahkan perusahaan pada tahun 1963 (Oei meninggal tak lama
kemudian), Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Bersama kakaknya Michael Hartono, Robert di usianya yang ke
22 tahun menerima warisan salah satu perusahaan rokok ternama saat ini, Djarum.
Robert dan kakaknya yaitu Michael Budi Hartono menerima
warisan ini setelah ayahnya meninggal. Pada saat itu pabrik perusahaan Djarum
baru saja terbakar dan mengalami kondisi yang tidak stabil. Namun kemudian di
tangan dua bersaudara Hartono, Perusahaan Djarum bisa bertumbuh menjadi
perusahaan raksasa. Pada tahun
1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri.
Tiga tahun
kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi
menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun
1981. Saat ini, Di Amerika Serikat pun perusahaan rokok ini memilki
pangsa pasar yang besar. Dan di negeri asalnya sendiri, Indonesia, produksi
Djarum mencapai 48 milyar batang pertahun atau 20% dari total produksi
nasional.
Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma
dari perusahaan rokok menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di berbagai
sektor. Djarum mereka, dilarang di Amerika Serikat sejak 2009 bersama dengan
rokok kretek lainnya, karena telah diluncurkannya Dos Hermanos, sebuah cerutu
premium pencampuran tembakau Brasil dan Indonesia.
Robert Budi Hartono dengan Group Djarum yang dipimpinnya pun
melebarkan sayap ke banyak sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis,
elektronik dan multimedia. Diversifikasi bisnis dan investasi yang dilakukan
Group Djarum ini memperkokoh Imperium Bisnisnya yang berawal di tahun 1951.
Sektor
Agribisnis
Di sektor
Agribisnis, Robert bersama Michael memiliki perkebunan sawit seluas 65.000
hektar yang terletak di provinsi Kalimantan Barat dari tahun 2008. Mereka
bergerak di bawah payung Hartono Plantations Indonesia, salah satu bagian dari
Group Djarum.
Sektor
Properti
Di sektor
ini, banyak proyek yang dijalankan di bawah kendali CEO Djarum ini, R. Budi
Hartono, dan yang paling besar adalah mega proyek Grand Indonesia yang
ditantangani pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2008. Proyek ini mencakup
hotel (renovasi dari Hotel Indonesia), pusat belanja, gedung perkantoran 57
lantai dan apartemen. Total nilai investasinya 1,3 Triliun rupiah.
Sektor
Perbankan
Pada tahun 2007, Majalah Globe Asia menyatakan Robert
sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan 4,2 miliar dolar AS atau
sekitar 37,8 triliun rupiah. Pada tahun yang sama, R. Budi Hartono bersama
kakaknya, Michael Hartono di bawah bendera Group Djarum melebarkan investasi ke
sektor perbankan. Dan mereka menjadi pemegang saham utama, menguasai 51% saham,
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang merupakan salah satu bank terbesar di
Indonesia saat ini.
Berdasarkan
data dari Bank Indonesia akhir tahun 2011 nilai aset BCA sebesar Rp 380,927
Triliun (tiga ratus delapan puluh koma sembilan ratus dua puluh tujuh rupiah).
BCA yang secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank
Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan
barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun
1997.
Krisis
ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di
Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di
BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik
lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta
bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
lalu mengambil alih BCA di tahun 1998.
Berkat
kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih
kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah
kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal
di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA
telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun
2000.
Selanjutnya,
BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan public. Penawaran Saham
Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang
berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih
menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham ke dua dilaksanakan di
bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham
miliknya di BCA.
Dalam
tahun 2002, IBRA melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan
privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius,
memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata
kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko
secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun
sebagai lembaga intermediasi finansial.
Sektor
Elektronik dan Multimedia
Salah satu
bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah
beroperasi lebih dari 30 tahun. Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi
ponsel yang sebelumnya hanya meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan
dispenser.
Sektor
Lainnya
Salah satu
sektor bisnis yang baru mulai berkembang di Indonesia adalah bisnis online.
Group Djarum pun tertarik untuk “menikmatinya” lewat perusahaannya Global
Digital Prima Venture. Melalui perusahaan yang
baru dibuat yakni Ventures Global Prima Digital, mereka jmembeli Kaskus, yang
merupakan salah satu situs terbesar di Indonesia. Ya pantes sekali kalau
hartanya sedemikian banyak.
Bukti
Eksistensi Group Djarum
Gedung
pencakar langit di kompleks mega proyek Grand Indonesia diberi nama Menara BCA.
Karena bank BCA menjadi penyewa utamanya dari tahun 2007 hingga 2035. Dengan
demikian tergabunglah lingkungan operasional dua raksasa bisnis Indonesia di
tengah-tengah pusat ibukota yang menjadi bukti keberkuasaan Djarum di kancah
bisnis Indonesia.
Disisi lain, Robert Budi Hartono Sangat menyukai olahraga
bulutangkis yang bermula dari sekedar hobi lalu mendirikan Perkumpulan
Bulutangkis (PB) Djarum pada tahun 1969. Dari lapangan bulutangkis di tempat
melinting kretek, Robert Budi Hartono menemukan talenta anak muda berbakat asli
Kudus. Anak muda itu dimatanya, memiliki semangat juang yang tinggi, mental
yang hebat dan fisik yang prima. Tak salah intuisinya, karena dalam kurun waktu
yang tidak lama, anak itu mengharumkan nama bangsa di pentas dunia. Anak muda
itu adalah Liem Swie King, yang terkenal dengan julukan “King Smash”.
Siapa sih yang tidak ingin menjadi seperti Opa Robert Budi Hartono ini. Patut dicontoh bahwa saat usianya masih muda beliau sangat giat berusaha dan bekerja keras. Hasilnya dimasa tuanya kini Ia bisa hidup tenang menikmati hasil dari jerih payahnya.
Siapa sih yang tidak ingin menjadi seperti Opa Robert Budi Hartono ini. Patut dicontoh bahwa saat usianya masih muda beliau sangat giat berusaha dan bekerja keras. Hasilnya dimasa tuanya kini Ia bisa hidup tenang menikmati hasil dari jerih payahnya.
Dan satu hal yang patut menjadi inspirasi dan motivasi bagi
kita semua adalah paduan kerjasama yang apik dari Hartono Bersaudara merupakan
lambang kerja sama dari dua orang yang memulai bisnis dari nol dan kemudan
berhasil mengelola warisan mereka tanpa adanya persaingan dan perebutan warisan
yang umumnya terjadi pada sebuah keluarga yang memilki usaha warisan keluarga.
Kerja sama dan persaudaraan jauh lebih penting dan lebih menguntungkan
dibandingkan dengan warisan kekayaan yang banyak namun harus memutuskan tali
persaudaraan. Jadi salah satu kunci kesuksesan sebuah kerajaan bisnis adalah
dengan menjalin kerja sama dengan anggota keluarga yang memiliki visi dan misi
yang sama dengan anggota keluarga yang memiliki visi dan misi yang sama dengan
ikatan bisnis yang profesional dan kekeluargaan.
Nah, Untuk yang sekarang masih bermalas-malasan, bagaimana
kehidupan kita kalau sudah nanti? Jadi sudah harus disiapkan dari saat ini ya
Kawan.
Referensi
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Robert_Budi_Hartono
http://www.harianjogja.com/baca/2013/07/11/orang-terkaya-dunia-2013-di-indonesia-r-budi-hartono-bos-djarum-terkaya-aset-rp825-triliun-424707
http://id.wikipedia.org/wiki/Robert_Budi_Hartono
http://www.harianjogja.com/baca/2013/07/11/orang-terkaya-dunia-2013-di-indonesia-r-budi-hartono-bos-djarum-terkaya-aset-rp825-triliun-424707
0 komentar:
Posting Komentar