EVALUASI DIRI
Bagaimana mengenal
diri sendiri dan merubahnya menjadi lebih baik.
Orang bijak mengatakan, “ Berkacalah pada orang besar dan belajarlah dari orang-orang gagal.” Siapa AKU? Aku adalah cerminan dari jiwa dan pikiranku sendiri. Ucapan dan prilaku adalah realisasinya. Siapa KAMU? Hanya kamulah yang tahu jawabannya.
Di zaman maju seperti ini, di saat setiap orang teradiksi oleh modernisasi, di saat globalisasi memberi kemudahan untuk setiap orang. Banyak kemudahan-kemudahan itu menjadi keuntungan bagi manusia. Tapi, seiring perkembangan zaman, perlahan tapi pasti, ada beberapa hal yang hilang. Entah secara kita sadari ataupun tidak. Terutama bagi masyarakat Indonesia yang menganut budaya timur. Hal-hal yang hilang itu diantaranya, kepribadian, keluhuran budi dan tata krama.
Kepribadian, keluhuran budi dan
tata krama adalah sedikit dari nilai-nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia
yang sudah mengakar dan menjadi budaya. Namun, cobalah lihat disekitar kita
sekarang! Anak-anak kecil, remaja, dewasa, bahkan mereka yang usianya telah
renta, tidak takut untuk melanggar norma-norma dan tata krama. Keadaan yang
paling parah adalah keadaan para tunas bangsa. Muda-mudi remaja yang berada
pada masa transisi. Bukan transisi untuk lebih dewasa dan lebih baik. Tapi,
transisi kepada masa kemunduran intelektualitas, tata krama dan sopan-santun.
Saya tidak bicara tentang minoritas muda-mudi yang menjadi kebanggaan negeri,
tapi Saya berbicara tentang mayoritas. Pikirkan! MA-YO-RI-TAS.
Kenapa? Karena muda-mudi zaman
sekarang lebih banyak dan lebih mudah melakukan penyimpangan dari pada berfikir
tentang kematangan sikap, ucapan dan perilaku. Saya tidak mengatakan Saya sudah
mencapai level kematangan itu, karena jujur, Saya sendiripun masih jauh dari
kata matang itu sendiri.
Karena latar belakang itulah, Saya
ingin membagi pemikiran Saya tentang evaluasi diri. Evaluasi diri untuk menjadi
lebih baik, semakin baik dan bukan tidak mungkin menjadi yang terbaik.
Adapun tujuan tulisan ini saya buat adalah sebagai berikut:
· Menyadarkan setiap
pembaca tentang poin-poin yang harus digaris bawahi sebagai awal evaluasi diri.
· Mengembankan potensi
diri agar lebih berprestasi.
· Memotivasi diri agar
lebih aktif dalam kegiatan positif demi pengembangan kepribadian.
· Meminimalisasi
kekurangan dan kelemahan diri atau bahkan merubahnya menjadi kelebihan yang
berguna.
· Memberikan informasi
pada pembaca khususnya dan masyarakat pada umumnya.
PEMAHAMAN EVALUASI DIRI
A.
Pemahaman Tentang
Evaluasi Diri
Evaluasi diri adalah sikap kita
terhadap diri mengenai apa yang sebaiknya diperbuat setelah kita melakukan
sesuatu. Beberapa sikap untuk mengevaluasi diri agar lebih baik dapat kita
pelajari dan kita amalkan, antara lain: sikap integritas, antusiasme, melayani
orang lain, dan melihat sesuatu dengan kebaruan. Sikap-sikap tersebut tidak
terlepas dari sikap evaluasi diri yang menjadikan sikap kita semakin bijak
dalam menjalani hidup.
B.
Sikap Integritas
Integritas adalah langkah awal
meraih kebesaran sejati. Integritas terapanlah yang membuat manusia benar-benar
besar. Ada tiga golongan orang-orang yang berbicara tentang integritas. Orang
yang menyatakan sebagai orang yang berintegritas dan orang yang dengan mudah
menjadi itu sendiri.
Orang yang berintegritas selalu
berusaha dalam mengevaluasi diri agar menjadi orang yang baik. Dalam diri
seseorang, hidup sebuah prinsip yang berpusat pada hidup, yaitu sebuah
integritas. Integritas sudah tertanam dalam dirinya, Ia sedang hidup dengan
integritas tersebut? menjadi orang yang berintegritas, orang melihat hidup
dengan cara yang berbeda, melalui sebuah cermin sosial yang menunjukkan sebuah
kebenaran dalam hidup.
C.
Melihat Sesuatu Dengan
Kebaruan
Kita tidak boleh berhenti untuk
terus eksplorasi terhadap diri kita sendiri. Dan akhir dari semua eksplorasi
kita akan sampai pada dimana kita memulai dan mengetahui tempat itu pertama
kali.
D.
Perlunya Introspeksi
Diri ....!?
Mengapa harus introspeksi diri ?. Sebuah
kapal yang akan berlayar pasti membutuhkan petunjuk arah. Namun tak kalah
pentingnya adalah selalu mengetahui posisi yang benar ketika di lautan lepas.
Karena sedikit kekeliruan membuat kapal tersesat dan kehilangan arah.
Demikian halnya kehidupan kita.
Secara berkala kita perlu evaluasi. Ada banyak peristiwa dimana kita harus
belajar dan membiasakan introspeksi diri. Bercermin untuk mengetahui kekurangan
dan kelemahan pribadi, agar dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi.
Introspeksi diri sangat diperlukan karena :
·
Proses tidak selalu
berjalan konstan
·
Pengalaman yang serupa
tidak selalu memberi hasil yang sama
·
Selalu ada keterbatasan
dan perbedaan sudut pandang
·
Tiap masalah memiliki
titik kritis tersendiri.
Bagaimana membangun sikap introspeksi diri
1.
Memahami
kelemahan pribadi
Introspeksi diri diawali dengan
sikap rendah hati. Menyadari bahwa kita tidak luput dari kekeliruan atau
kesalahan. Orang yang sombong tidak mau melakukan evaluasi diri karena selalu
merasa benar. Akibatnya tidak ada pertumbuhan pribadi, karena hanya bersikap
menyalahkan orang lain, situasi atau bahkan Tuhan.
Memahami titik kritis berarti
memiliki sikap waspada dan antisipasi. Kemampuan untuk menjaga diri dan
mewaspadai situasi sebelum terjadi hal-hal yang fatal.
2.
Agenda introspeksi
Kapan dan apa saja dalam diri kita
yang perlu untuk dievaluasi? Pertama, sebelum melakukan sesuatu. Ada pepatah
mengatakan bahwa orang yang mau membangun menara pasti akan memperhitungkan
anggaran biayanya. Introspeksi dalam hal langkah awal yang harus dilakukan,
bagaimana rencana dan kesanggupan atau sumber-sumber yang kita miliki.
Kedua, ketika sedang melakukan
sesuatu. Introspeksi diperlukan untuk mencegah agar tidak terlanjur lebih jauh
lagi jika ternyata ada kekeliruan. Hal-hal yang perlu di evaluasi adalah metode
dan cara, asumsi dan pandangan, pengetahuan dan keahlian yang digunakan. Proses
antisipasi titik kritis dan langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
Ketiga, setelah melakukan sesuatu.
Pengalaman selalu merupakan guru yang terbaik. Introspeksi diri berguna untuk
tindakan perbaikan atau recovery jika terjadi kekeliruan. Atau menjadi
pembelajaran agar kelak kita tidak mengulang kesalahan yang sama.
3.
Proses
menuju pribadi yang lebih baik
Introspeksi diri bukan berarti
bersikap menghakimi atau menyalahkan diri sendiri. Tetapi bentuk kebesaran hati
untuk memperbaiki dan mengembangkan diri sendiri. Orang yang sulit melakukan
introspeksi diri cenderung bersikap kekanak-kanakan. Karena kedewasaan dan
kematangan pribadi lahir dari keterbukaan untuk mengevaluasi dan mengembangkan
diri sendiri.
MENGENALI
DIRI SENDIRI
Siapa Aku? Itulah seharusnya kita
tanyakan pada diri kita masing-masing. Kita beranggapan bahwa kita merasa lebih
baik dari orang lain, kita merasa kalau kita adalah orang yang smart,
confident, dan lain-lain. Tapi, secara tidak langsung kita mendengar
orang-orang membicarakan siapa kita. Mereka beranggapan kalau kita itu over
pede, sok kecakepan, individualis, dan blab la bla. Kita merasa sangat kecewa
“Apa aku begitu jeleknya di mata mereka? Kalau aku seburuk itu, kenapa mereka
selalu tersnyum padaku,” Hmm! Aku benar-benar ingin tahu. Siapa Aku?
“Aku bercermin di kamar persegiku,
berhadapan pada cermin yang juga persegi. Siapa Aku? Aku bertanya-tanya lagi
pada diriku sendiri. Lalu aku teringat. Manusia itu tidak ada yang sempurna,
tak ada gading yang retak, Right?”. Secara pribadi, mungkin kita lebih melihat
kebaikan atau kelebihan diri kita, tapi orang lain justru lebih banyak melihat kekurangan
diri kita. Itu artinya untuk mengenali diri kita, kita tidak boleh bercermin
pada diri kita saja tapi kita harus juga bercermin pada orang lain.
Mengenali diri sendiri adalah hal
yang susah-susah gampang. Pasalnya, kita lebih sering berfikir kalau kita lebih
baik dari pada orang lain. Dan orang lain tentunya terlihat lebih buruk dari
kita. Agar berhasil, kita harus melepaskan egoisme kita dan berusaha untuk
melapangkan dada serta positif thingking pada setiap kritik dan saran dari
orang-orang di sekitar kita.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya:
1. Kelebihan diri adalah
potensi yang membuahkan hasil yang nyata atau dapat dirasakan orang lain.
2. Kekurangan/kelemahan
diri adalah nilai yang cenderung dilihat oleh orang lain, untuk itu jagalah
ucapan kita ataupun perilaku kita.
3. Jadilah seperti padi
semakin berisi semakin merunduk! Setiap kelebihan kita berpotensi terlihat
seperti keburukan bagi orang lain apabila tidak diiringi dengan kerendahan
hati. Trust me!
4. Kelapangan dada atau
pikiran yang tidak picik sangat diperlukan dalam mengenali diri sendiri.
Jadi, setelah
memperhatikan hal-hal di atas, marilah kita mulai mengenali diri kita
masing-masing. Siapa Aku? Tanyalah pada diri kalian, tingkatkan yang baik dan
evaluasilah yang buruk hingga menjadi kebaikan pula. Ingat baik-baik! Orang
bijak mengatakan, “ Berkacalah pada orang-orang besar dan belajarlah dari
orang-orang gagal.” Siapa AKU? Aku adalah cerminan jiwa dan
pikiranku sendiri. Ucapan dan prilaku adalah realisasinya. Siapa KAMU?
Hanya kamulah yang tahu jawabannya.
EVALUASI ADALAH PERUBAHAN
Setelah kita dapat mengenali diri
kita, terutama kekurangan diri kita, masalah berikutnya untuk memperbaiki diri
adalah membuat perubahan. Kenapa? Karena sudah jelas, bagaimana kita bisa
menjadi lebih baik atau lebih buruk kalau tidak ada perubahan. Perubahan adalah
kunci utama dalam evaluasi diri. Jadi intinya, EVALUASI ADALAH PERUBAHAN.
PERUBAHAN ADALAH EVALUASI. DO IT!!!!!
Masalahnya, setelah kita mengetahui
kekurangan diri kita. Siapkah kita untuk membuat evaluasi dan memulai
perubahan? Jawabannya kalian sendiri yang tentukan. Tapi, kalau ingin menjadi
lebih baik, suka ataupun tidak, siap ataupun tidak, kita harus memulai
perubahan. Kenapa? Lihat paragraf sebelumnya. Saya menulisnya sangat besar
untuk kalian. Hehe ^^v.
Berikut adalah tips-tips untuk memulai suatu
perubahan :
1. Catat
kelebihan diri untuk memotivasi dan meningkatkan kepercayaan diri.
2. Catat kekurangan diri sebagai bahan evaluasi.
3. Buat langkah-langkah untuk merubah kekurangan dan menjadi potensi.
4. Lakukan perubahan setidaknya 21 hari. Ingat bak pepatah, tak bisa karena biasa, karena terbiasa lama-lama menjadi bisa.
2. Catat kekurangan diri sebagai bahan evaluasi.
3. Buat langkah-langkah untuk merubah kekurangan dan menjadi potensi.
4. Lakukan perubahan setidaknya 21 hari. Ingat bak pepatah, tak bisa karena biasa, karena terbiasa lama-lama menjadi bisa.
Perubahan itu memang baru, perubahan itu
memang kaku. Tapi, hanya dengan perubahanlah, evaluasi baru bisa disebut
evaluasi. Karena perubahan adalah hasil evaluasi. Lingkungan sekitar akan
mengapresiasi perubahan kita apabila kita berhasil mengevaluasi diri. Perlahan
tapi pasti, lingkungan akan menerima perubahan kita. Slow down, baby !!
slowly but sure. Evaluasi adalah perubahan dan jangan pernah takut untuk
sebuah perubahan. Ingat! Dimana ada kemauan, di situ pasti ada jalan.
PERUBAHAN ADALAH AWAL YANG BARU
Saat musim panas, udara terasa
panas, saat musim hujan, udara cenderung dingin dan ketika musim pancaroba itu
adalah pertanda, bahwa musim peralihan telah tiba. Cuacanya sangat tidak
menentu dan mudah menyebabkan datangnya penyakit. Sama halnya seperti musim
paancaroba, perubahan juga adalah masa transisi. Masa dimana awal yang baru
sudah dimulai.
Untuk kebanyakan orang, perubahan
adalah hal yang begitu sulit, terutama saat awal yang baru telah dimulai,
perubahan baikpun akan mengundang antipati dari lingkungan sekitar. Itulah
kenapa banyak orang yang sudah berubah tapi pada akhirnya berhenti di tengah
jalan dan kembali ke tabiat semula. Sayang sekali kan?
Tapi, pikirkanlah proses yang telah
kita lalui selama masa transisi atau bahkan masa-masa sebelumnya. Pikirikanlah
apa kita ingin selamanya di cap tidak baik atau kita ingin menjadi lebih baik?
Pikirkan juga hal apa yang akan kita dapatkan jika kita bertahan dimasa
transisi itu. Evaluasi, apresiasi dan kepercayaan lingkungan sekitar terhadap
kepribadian baru kita, yang tentunya lebih baik dari sebelumnya. Ayo kita hirup
aroma perubahan itu dan berpegang teguh pada apa yang sudah kita mulai. Awal
yang baru, motivasi baru, dan rewardnya adalah pujian dan kesuksesan pada
akhirnya nanti.
KESIMPULAN
Jadi, dalam sebuah evaluasi ada beberapa hal yang
harus kita perhatikan.
1. Mengenali
diri sendiri
2. Evaluasi
adalah perubahan
3.
Perubahan adalah awal
yang baru
Ada ayat Al-Quran yang kandungannya berbunyi seperti ini, “Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, sampai mereka mengubahnya sendiri.” (Q.S Al-Ra'd - 11)
Selamat berusaha menjadi lebih baik dan sekali lagi
Saya katakan, evaluasi adalah kuncinya. Good
Luck!
makasih telah berbagi ilmunya sangat bermanfaat sekali
BalasHapusthank's buat infonya,,
sama-sama
HapusTerima Kasih, sangat berfaidah.
BalasHapusTerimakasih atasp motivasinya
Hapusilmunya sangat bermanfaat mass terimakasih..
BalasHapusTerimakasih .setidaknya lewat tulisan di atas menjadi motivasi ,dorongan untuk evaluasi diri . 🙏🙏
BalasHapusTerima kasih, ngena banget buat saya
BalasHapus?
BalasHapus