Aku
benci hari senin. Kenapa? Karena hari senin adalah akhir dari hari bersantaiku,
kutukan bagi waktu bermalas-malasanku, dan awal dari kepenatanku. Ya menghadapi
pelajaran, guru-guru yang killernya minta ampun, menghadapi kemacetan ibukota
yang luar binasa cetar membahana, belum lagi anak-anak rese di sekolah.
Biasalah ababil, alias abg labil.
Eits,
jangan salah, itu dulu. Tapi sekarang, aku suka sekali hari senin. Kenapa?
Karena senin adalah awal hari dimana aku bisa melihat kelucuan dan senyumnya,
hari dimana aku bisa melepas rindu akhir pekanku, hari dimana aku bisa
tersenyum seperti orang gila hanya karena.....dia. Ya, dia. Cowok rese super
duper nyebelin yang selalu saja mengisengiku. Lumayan sih tampangnya dan
lumayan juga karena kelakuannya yang ajaib bisa menciptakan rasa ajaib yang
ajaibnya bisa membuatku jadi ragil alias rada gila.
“Kenapa
lo Han?” tanya Tita yang memergokiku sedang
cengar-cengir di kelas.
“Ah?
Enggak. Itu tadi ada dewa idung lewat.” ucapku tak sadar dan membuat Tita
langsung keheranan.
“Dewa
idung?” tanya Tita ingin tahu.
Akupun
langsung gelagapan. Begini nih, kalau brondong seperti aku jatuh cinta. Baru
mengenal cinta, belum tahu apa ini benar-benar cinta apa cuma cinta monyet, belum
bisa menahan emosi dan gejolak hati. Lengah sedikit langsung ketahuan. Sumpah,
tidak ada hal yang lebih memalukan lagi selain ketahuan isi hati. Wajahku pun
langsung merona.
Tapi,
siapapun kalian yang merasakan rasa aneh yang sama, jangan khawatir. Kalau brondong
jatuh cinta sudah pasti jadi tidak karuan. Asam manis pedas rasanya. Meski
begitu, jangan sampai rasa jatuh cinta yang baru kita rasakan itu merusak
kehidupan brondong kita yang indah. Orang bijak bilang manusia itu menguasai
cinta, bukan dikuasai cinta. Wuih, Dahsyat! Begini nih kalau brondong jatuh
cinta, penyair kelas dunia juga lewat. Kakakakak......^_^