Rabu, 22 April 2015

~oOo ILU SOMISSU oOo~


~oOo ILU SOMISSU oOo~

Hari ini adalah hari Senin. Hari paling membosankan bagi Ragil. Yah, walaupun bagi cowok 180 cm ini, semua hari memang membosankan. Tapi dari 7 hari yang semuanya membosankan, hari Seninlah yang teramat sangat membosankan bagi pemilik nama lengkap Ragil Antaresta Raya Akbar ini. Pasalnya, di hari senin lah dia harus bertarung urat syaraf. Mulai dari perjuangan ke sekolah yang macetnya luar biasa, ritual purba upacara yang herannya tidak pernah lekang oleh jaman, belum lagi jadwal pelajaran yang terkutuk semua berkumpul menjadi satu, di hari apa??? Hari Senin, Ragil tak mengenal hari Senin, dia hanya tahu MONDAY EQUALS HELLDAY. Ugh >_<
Untunglah hari ini MID TEST, jadi upacara ditiadakan. Hurrraaay          \ (^_^) /. Oh…no, salah, biarpun lumayan melegakan karena tidak ada acara berdiri bak tentara nggak jadi ( upacara maksudnya ), tapi jadwal hari ini adalah kimia & matematika. Ha! Never worst than this.
Tapi sekarang lebih baik, karena Ragil yang hanya tertarik dengan olahraga dan otomotif, kini menemukan motivasi baru di hidupnya. Bahasa elitenya “AUFKLARUNG alias pencerahan” Beh___ dan apa itu? Tepatnya adalah siapa.
Dia adalah Palupi Regina. Murid pindahan ayu manis binti jelita yang bikin Ragil jadi rada gila. Lah, kok kalau disingkat jadi Ragil Yah??? (sumpah, ini hanya kebetulan semata, hehehe :D). Intinya gadis innocent yang biasa dipanggil Upi itu langsung menjerat hati Ragil. Menawannya dalam taman cinta yang DPD___Bukan Dewan Perwakilan Daerah tapi Debaran per Detik__  jantung Ragil jadi abnormal.
Sialnya, pesona Ragil yang selalu jadi bintang lapangan basket ini, yang senyum mautnya membuat gadis-gadis di SMUnya luluh lantak, bertekuk lutut, halah, tidak berlaku untuk Upi. Malah Upi bete abis karena merasa Ragil selalu TP alias Tebar Pesona di depan semua cewek-cewek. Pokoknya, di mata Upi yang sayu itu, Ragil cuma Playboy kadal berotak udang yang nggak meaning lah pokoknya.
“Hey, number one!” panggil Ragil saat melihat Upi melewatinya begitu saja saat jam istirahat. Upi tak menyahut panggilan cowok itu. Ragil tak mudah putus asa. Dia sudah biasa diacuhkan gadis itu.
“Cinta………” panggilnya manja.
Yes! Ucap Ragil dalam hati saat melihat Upi berhenti, berbalik. Yah, walaupun memasang muka seram. Bagi Ragil itu lebih baik dari pada diacuhkan seperti batu. Lagipula, Upi tetap terlihat manis saat marah.
“Denger ya tuan sok ganteng, sok eksis, sok over pede. Jangan pernah memanggil ku seperti itu. Nanti orang pikir kita ini pacaran.”
Ragil tersenyum. Memang itu yang dia harapkan.
“Tapi, Cuma kalau aku panggil cinta kamu mau nengok.”
“What? Tau ah. Facing you just waste my time.” Upipun pergi dengan kesal.
Ragil masih belum menyerah, Walaupun Upi jutek, tapi setelah kejadian bulan lalu, dia yakin Upi juga memiliki perasaan padanya.
“Cinta.” Panggil Ragil lagi.
Upi yang ngeloyor, berhenti lagi dan berbalik lagi.
“Sumpah demi Tuhan RARA”
“RARA???” Ragil keheranan sekaligus kebingungan. Kenapa Upi memanggil Ragil dengan sebutan RARA? Nama cewek pula.
“Iya, RARA, Ragil Antaresta Raya Akbar, RA____RA. Oh shit! Masa bodolah. Yang jelas kamu bilang sendiri. Apa itu? Ehm…ehm..Oh shit!”
Ragil tersenyum melihat si pintar linglung. Upi begitu menggemaskan. Jadi mana mungkin dia tidak jatuh hati pada gadis berkulit putih itu.
“ILU SOMISSU?”
“Iya, whatever. Aku denger semuanya, ILU SOMISSU ( Iya LU SOmbong MISkin pluS BelagU) itu berarti aku kan? Aku pikir… ah tidak, sudahlah. Aku pasti tidak berpikir…”
Ragil menggenggam tangan Upi yang gemetaran. Gadis itu pasti sudah mendengar percakapannya dengan teman-temannya waktu itu. Upi marah. Berarti dia memang punya perasaan pada Ragil. Hati Ragil melonjak kegirangan.
“Aku bohong sama mereka. I’m just afraid they will hurt you if they knew what I’am feeling to you.”
Upi jadi gugup. Dia sendiri sadar, benci yang dulu ia rasakan pada Ragil telah sirna entah kemana, apalagi ditambah pertemuan-pertemuan tak terduga mereka. Upi, gadis manis usia tujuh belas tahun, jatuh cinta untuk pertama kalinya.
“Palupi Regina, cintaku. ILU SOMISSU, I LOVE YOU and SO MISS YOU…”
Dan runtuhlah semua kekeras kepalaan Upi. Dia merasa begitu konyol karena telah salah paham. Matanya terpaku pada Ragil. Dia tidak bisa membohongi perasaan yang carut marut di hati kecilnya itu. Ragilpun tidak membuang-buang waktu. Dia langsung menembak Upi untuk jadi pacarnya. Upi tak menjawab. Gadis itu hanya diam membisu. Tapi justru dari diamnyalah Ragil tahu, itu adalah iya bagi seorang Palupi Regina. Merekapun jadian di hari Senin itu. Mengingat teman-teman Ragil yang rada rasisme , belum lagi penggemar Ragil yang kebanyakan adalah cewek-cewek agresif yang bisa mengancam Upi, Selama berbulan-bulan mereka backstreet. Tapi akhirnya, pada suatu valentine yang indah. Ragil mendeklarasikan hubungan mereka. Mengakibatkan shock bagi teman-teman borjuisnya juga bagi para penggemarnya.
Tapi yang jelas, NO MORE HELL DAY lagi bagi Ragil. Bahkan setiap hari kini menjadi SUNNY DAY. See! Cinta itu bisa merubah segalanya. Dari hal negatif menjadi suatu hal yang positif. Thanks to Lovely Cinta, Upi..


2 komentar: